AMAN Inhu Sosialisasi Pengembangan Produk HHBK di Komunitas Adat Talang Jerinjing

Indragiri Hulu (1/7/2019). AMAN Inhu melakukan sosialisasi pengembangan produk hasil hutan non-kayu (HHBK) di Komunitas Adat Talang Jerinjing, Kecamatan Rengat Barat, Indragiri Hulu, Riau. Kegiatan yang dihadiri oleh amai-amai dan para tetua adat Talang Jerinjing ini diadakan pada malam hari agar lebih banyak mayarakat yang hadir.

Sosialisasi yang dilakukan tim ekonomi AMAN Inhu ini mendapat sambutan baik dari masyarakat adat Talang Jerinjing. Amai-amai Talang Jeirnjing sangat tertarik untuk membuat produk-produk Talang Mamak.

Hingga saat ini di wilayah adat Talang Jerinjing masih terdapat rumbia, pandan, bigau dan kumbuh yang dapat menjadi bahan untuk pembuatan berbagai macam produk-produk Talang Mamak.

Dalam diskusi ini masyarakat Talang Jeirnjing juga sepakat untuk menanam kembali tanaman-tanaman. Hal ini diperlukan agar ketersediaan bahan baku produk yang akan dikembangkan terus ada. Untuk proses awal, tanaman yang ada akan digunakan untuk pembuatan tikar sementara ini.

Pengembangan HHBK merupakan program AMAN Inhu. Program ini sudah berjalan dibeberapa komunitas adat Talang Mamak lainnya. Produk-produk yang sudah dikembangkan hingga saat ini seperti Karung, Tikar, Sarung Gelas dari bahan pandan dan rumbai, gelang dari rotan dan resam.

Penulis: Suher, pemuda adat Talang Jerinjing

Menyirih Biduan Tunjung; Persiapan Ritual Bedukun di Talang Jerinjing

Indragiri Hulu (15/6/2019). Menyirih atau memakan sirih (biasanya dicampur dengan pinang, kapur dan bahan lainnya) merupakan tradisi di masyarakat adat yang saat ini masih dilakukan. Pada beberapa masyarakat adat, sirih pinang merupakan simbol penghormatan terhadap tamu. Menyirih juga sering dilakukan ketika memulai ritual atau acara adat, seperti pada komunitas adat Talang Jerinjing di Kabupaten Indragiri Hulu.

Hari ini Pak Usman salah seorang Katuha/Ketua Berempat di Talang Jerinjing mendapat mandat dari dukun untuk Menyirih Biduan Tunjung, ke rumah Pak Sidan. Pak Sidan adalah seorang biduan tunjung di Talang Jerinjing yang bertugas menapuk sake (menabuh gendang) pada saat ritual bedukun.

Tidak sembarangan orang yang bisa menapuk sake pada saat bedukun. Karena Sake atau gendang yang ditabuh merupakan gendang keramat yang secara turun temurun diwariskan dari nenek moyang Talang Mamak.

Syarat utama dalam ritual ini adalah Sirih yang ditaruh dalam tengkalang (semacam wadah/tempat menyimpan sirih pinang) untuk dipersembahkan/diserahkan ke biduan tunjung. Lalu Pak Usman menyebutkan maksud dan tujuan (keperluan) ketika makan sirih dalam tengkalang tersebut.

Menyirih biduan tunjung pada intinya untuk mengajak biduan tunjung ke tempat ritual akan dilaksanakan. Tujuannya memberi tahu biduan tunjung bahwa akan dilakukan kegiatan bedukun ditempat tersebut. Kegiatan ini diadakan biasanya dua atau tiga hari sebelum ritual bedukun dilaksanakan.

Menurut Pak Usman, sudah hampir tujuh (7) tahun ritual bedukun tidak dilakukan di Talang Jerinjing. Seharusnya ritual bedukun ini diadakan sekitar 3 tahun sekali untuk menjaga luak atau wilayah adat Talang Jerinjing dari bahaya dan/atau penyakit.

Jika tidak dilakukan, masyarakat adat Talang Jerinjing percaya bahwa leluhur akan marah karena “titipan leluhur” yaitu wilayah adat tidak diurus. Masyarakat bisa terkena penyakit atau masalah-masalah lain yang tidak terduga.

Dalam ritual bedukun, Biduan Tunjung akan menabuh gendang keramat dari awal sampai selesai. Biasanya dimulai dari pukul 22.00 WIB sampai pagi menjelang subuh.

Penulis: Suher, Pemuda Adat Talang Jerinjing

Komunitas Adat Talang Jerinjing serahkan data ke Camat Rengat Barat

Pematang Reba – Selasa, 11 Juni 2019. Komunitas Adat Talang Jerinjing menyerahkan data profil  ke Camat Rengat Barat sebagai langkah dalam pengakuan hak-hak masyarakat adat Talang Mamak.

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari rapat sebeliumnya di Kabupaten yaitu https://talangmamak.aman.or.id/2019/05/10/setda-inhu-mengundang-aman-inhu-terkait-dengan-pengakuan-masyarakat-adat-talang-mamak/. pada kesempatan tersebut telah disepakati bahwa Camat diminta untuk mengidentifikasi masyarakat dan wilayah adat di daerahnya masing-masing. Untuk mempercepat proses, komunitas adat Talang Jerinjing berinisiatif untuk mendatangi langsung Camat Rengat Barat.

Dalam penyerahan data profil dan peta, hadir perwakilan dari komunitas adat Talang Jerinjing yaitu Bapak Denan selaku Batin Adat didampingi oleh Manti, Ketua Berempat, Pemuda Adat Talang Jerinjing dan pengurus AMAN INHU.

Camat Rengat Barat, Bapak H. Hendri menyambut baik kedatangan masyarakat Talang Jerinjing yang menyampaikan data. Beliau mengatakan akan mengecek data yang ada. Jika ada yang kurang lengkap, maka kami akan minta dilengkapi lagi.

Dalam acara ini, turut hadir Kepada Desa Talang Jerinjing, Bapak Edi Prianto. Dia juga mengatakan apabila data yang diserahkan benar, maka ini harus dilakukan secepatnya untuk proses pengakuan masyarakat adat Talang Mamak, khususnya Komunitas Adat Talang Jerinjing.

Bapak Denan, selaku Batin Talang jerinjing mengatakan bahwa data-data yang diserahkan kepada Camat sudah disiapkan sebelumnya melalui musyawarah/pertemuan pada tanggal 9 Juni 2019 di Talang Jerinjing. Beliau berharap dengan penyerahan data ini, pengakuan masyarakat adat Talang Mamak segera terwujud.

“Dengan adanya data-data ini agar secepatnya diakui sebagai Masyarakat Adat talang jerinjing. Karena selama ini masyarakat adat sudah menunggu sangat lama pengakuan masyarakat hukum adat di Kabupaten Indragiri Hulu”, Kata Pak Denan

Penulis : Suher pemuda adat dari talang jerinjing

Menyurung Tanda Memintak Kelengkapan Pengobatan di Talang Mamak

Talang Jerinjing – Rabu, 21 Mei 2019. Pengobatan Tradisional masih menjadi pilihan masyarakat adat Talang Mamak untuk penyembuhan berbagai penyakit. Salah satunya di komunitas adat Talang Jerinjing, kecamatan Rengat Barat, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau.

Hari ini akan digelar acara pengobatan tradisional di Talang Jerinjing. Sebelum dilakukan pengobatan, Bentara Jantan dan Betina meminta kelengkapan kepada salah seorang Dukun.

Bapak Rancim, salah seorang dukun yang akan melakukan pengobatan tradisional itu mengatakan bahwa istilah meminta kelengkapan tersebut disebut Menyurung Memintak Kelengkapan, dalam bahasa talang mamak.

“Kelengkapan yang dimaksud berupa cincin sebantuk, sebagai tanda Nak Memintak kelengkapan yang akan dibuat” kata Bapak Rancim.

Setelah selesai, Memintak lalu mengambil bahan ke hutan yang daerahnya sudah ditentukan oleh sang Dukun. Bahan dan alat yang diperlukan diantaranya ayam panggang, gumbar, telur ayam, daun pisang, berteh padi, daun pucuk kelapa, pesirihan serta banyak lagi yang lainnya.

Setelah bahan dan alat tersedia semua, baru dilaksanakan pengobatan di rumah yang akan melakukan pengobatan.

Hari ini pengobatan dilaksanakan pada malam hari. Hal ini sesuai dengan permintaan dari orang yang sakit atau masyarakat adat yang ingin berobat. Pengobatan dimulai pada 20:00 WIB dan selesai sekitar pukul 23:00 WIB.

Penulis : Suher pemuda adat dari Talang Jerinjing

Talang jerinjing masih gelap tanpa listrik PLN

Sejak Kabupaten Indragiri Hulu berdiri, salah satu daerah yang ada di Riau ini berdiri, warga Dusun IV Desa Talang Jerinjing Kecamatan Rengat Barat mengaku belum pernah merasakan indahnya diterangi cahaya listrik dari PLN Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Padahal, penerangan listrik itu merupakan salah satu kebutuhan utama bagi masyarakat talang mamak dalam menunjang percepatan ekonomi mereka.

“Sejak daerah ini berdiri, kami belum pernah merasakan yang namanya listrik PLN. Saat malam tiba, kami harus menggunakan lampu teplok atau lampu minyak sebagai sarana penerangan” tutur Gajian (48), warga setempat, Gajian (48).

Pak gajian juga mengatakan, sedikitnya ada sekitar lebih kurang 100 KK yang tinggal di Dusun IV, Desa Talang Jerinjing itu yang sangat mendambakan listrik PLN.

Edi prianto sebagai kepala desa terpilih pada 2014 yang lalu, mengatakan kepada masyarakat adat Talang Jerinjing di dusun IV, bahwa setelah duduk menjadi kepala desa akan memasukkan PLN. Hal ini yang membuat masyarakat sangat berharap.

Namun hingga saat ini (tahun 2019), dalam 2 kali periode menjabat kepala desa, Edi Prianto belum menunaikan janjinya untuk memasukkan listrik PLN. Bahkan dia mengatakan bahwa di dusun IV Talang Jerinjing ini belum layak untuk masuk listrik PLN.

Pak gajian sangat berharap kepada pemerintah Kabupaten Inhu melalui instansi terkait dalam hal ini Dinas Pertambangan dan Energi dapat merealisasikan penerangan listrik bagi masyarakat Talang Jerinjing secara merata.

“Sejak kabupaten ini berdiri, kami sama sekali belum tersentuh oleh penerangan listrik dari PLN. Kami merindukan hal itu. Diharapkan Pemerintah Inhu tanggap dengan penderitaan kami disini” harap pak Gajian

Sebenarnya, tambah Pak gajian, saat ini tiang dan jaringan PLN yang dibiayai melalui dana swadaya menjadi contoh untuk listrik dari Pemkab Inhu, namun belum konfirmasi sampai saat ini kapan akan dibangun instalasi listrik.

Penulis: Suher Pemuda Adat Talang Jerinjing

Melimau Selaman Silat: Pemuda Adat melestarikan Budaya Talang Mamak

Talang Jerinjing, 5 Mei 2019. Malam itu para pemuda adat, ninik mamak dan tetua adat berkumpul di rumah bapak Junan untuk mengikuti acara Melimaui Selaman Silat.

Kegiatan ini juga dalam rangka menyambut datangnya bulan ramadhan pada tahun ini.

Pencak Silat merupakan salah satu tradisi masyarakat adat Talang Mamak yang saat ini masih dilestarikan. Silat juga sering menjadi pertunjukan dalam acara-acara adat, seperti Gawai (upacara pernikahan).

Bapak Junan, salah satu guru silat di Talang Jerinjing berharap para pemuda dapat meneruskan budaya silat yang merupakan warisan leluhur Talang Mamak.

“Besar harapan saya, para pemuda dapat meneruskan silat ini, karena silat ini merupakan budaya di Talang Mamak yang sering dilakukan setiap gawai (upacara pernikahan) di Talang Mamak”, Kata Pak Junan.

Latihan rutin silat ini dilakukan pada malam selasa, setiap minggunya. Hal ini dilakukan guna untuk mengingat dan pemuda adat tidak lupa dengan apa yang telah diajarkan oleh guru-guru atau tetua yang ikut melatih silat tersebut.

Penulis: Suher. Pemuda Adat dari Talang Jerinjing

Sekolah di Talang Jerinjing

Talang jerinjing – senin 4 februari 2019 . sekolah yang berada di kimunitas adat talang jerinjing . kecamatan rengat barat kabupaten indragiri hulu , Riau. berdiri sejak tahun 2006 .

sekolah ini merupakan tempat belajar anak talang mamak pada pagi serta sore harinya. namun dengan seiring berjalannya waktu sekolah ini mau dijadikan negeri . tetapi pihak pemerintah Desa Talang Jerinjing menolak tidak mau , entah kenapa sebabnya sehingga ribut .

pada akhirnya pada tahun 2011/2012 anak-anak yang belajar banyak yang berhenti . selain itu juga pemerintah desa menyebutkan apabila lulus dari sekolah itu tidak bisa melanjutkan ke SMP ataupun SMA .

Sumber : Suher