Pendirian Pondok Jaga Kelompok Tani Pemuda Adat Talang Mamak

Pondok jaga untuk lahan petani

Anak Talang 4/1/2021 Kelompok Pertanian Pemuda Adat di Luak Anak Talang mendirikan Pondok jaga di lahan Pertanian, gotongroyong mendirikan pondok jaga tersebut di lakukan oleh 14 Orang diantaranya Anggota Kelompok Tani dan Tetua di Luak Anak Talang.

Menurut Aan Pardinata(Pemuda Adat) tujuan mendirikan Pondok jaga ini agar mempermudah Anggota kelompok untuk menjaga Tanaman di tanah hibah tersebut, jadi nantinya Anggota Akan kita bentuk sip/kelompok Ronda. Agar Tanaman kita terhindar dari hama.

Selain tempat Ronda, nantiknya pondok jaga ini akan kita jadikan tempat pertemuan pemuda, makanya pondok jaga ini kita bangun agak sedikit besar dengan ukuran 5m x 7m.

Jadi dalam pertemuan pemuda itu, mereka akan disuguhkan dengan makanan makanan seperti, pisang, sayur dan lain lain, pastinya akan menarik saat pertemuan kita menikmati hasil tanaman kita, jadi kita tidak perlu membeli lagi ucap pemuda berkepala tiga tersebut.

Gotongroyong pendirian pondok jaga tersebut di lakukan pada tanggal 27 Desember 2020 yang lalu. Proses pendirian pondok jaga sudah berjalan sekitar 50 % tinggal memasang dinding, lantai dan atap.

Penulis:Supriadi

BPAN Inhu Musawarahkan Penguatan Pangan Talang Mamak dan menyusun Agenda Pelaksanakan Pertanian

Anak Talang, 4/5/2020 Pemuda Adat yang tergabung dalam Barisan Pemuda Adat Nusantara(BPAN) Daerah Indragiri Hulu mengelar musawarah bersama Masyarakat Adat Anak Talang.

Musawarah tersebut membahas ketersedian pangan di Talang Mamak dikarnakan dampak wabah Covid 19, Musawarah dihadiri Muslimin(Dubalang Anak Talang) Jalaludin(Manti Adat), tokoh adat, dan Masyarakat Adat Anak Talang.

Dalam penyampaian datuk Muslimin menyambut baik tujuan anak anak muda untuk bertani agar kedaulatan Pangan bisa diatasi Di talang Mamak, saya Presiasi kegiatan Anak Anak Muda yang peduli dengan ketersedian pangan Masyarakat Adat di tengah mulai krisis dan naiknya harga bahan pokok di warung ucap Muslimin.

Supriadi sebagai pemuda adat dalam penyampaiannya saat ini penguatan pangan dengan cara bertani kita tempatkan di Komunitas Anak Talang dan dikelola oleh masarakat Adat Anak talang dan BPAN inhu, jika nantik ini berhasil bisa saja kita lakukan di komunitas lain di Talang Manak

Selain itu, juga mempraktekan gotong royong dan mengajarkan kerja sama yang baik tutup supriadi. Musawarah yang di pandu oleh Aan Padinata(Pemuda Adat) menghasilkan beberapa keputusan diantaranya

1. Membentuk Struktur Pengelolaan tanah hibah seluas kurang Lebih 5 hektar sebagai eksekutor dilapangan sebagai, dan menetapkan Darsen sebagai ketua, seki sebagai sekeetaris, Rugandi Bendahara 1 dan jumilah sebagai Bendahara 2.

2. Memilih jenis tamanan jangka pendek yang akan di tanam di lahan pertanian dan disepakati tanaman2 lokal yang ada dimasyarakat adat seperti, Cabe, kacang tanah, jahe, kacang panjang dll.

3. Dalam perawatan dan penjagaan tanaman yang sudah di tanam akan dilakukan secar bergantian dan akan di buat jadwal kerjanya

Dalam penutupnya datuk muslimin berpesan dalam pengelolaan uang anak anak muda harus terbuka dan bermuswarah, dan jika ada psnyimpangan dalam pengelolaan uang baik sekarang maupun sudah berhasil nanti pengurus akan di terapkan sangsi adat yaitu tidak dipercayai lagi sebagai pemimpin sampai dia meninggal.

Melestarikan Kabau di Talang Mamak

Indragiri Hulu (14/6/2019). Selesai mengikuti ritual adat di Penyabungan, kami AMAN dan BPAN INHU berkunjung ke komunitas adat Talang Durian Cacar. Pak Upuran, warga Talang Durian Cacar mengajak kami memanen kabau di kebunnya.

Kabau atau juga disebut Jering Hutan salah satu tumbuhan yang dikenal oleh masyarakat Sumatera, khususnya masyarakat adat Talang Mamak di Indragiri Hulu. Buahnya mirip dengan jengkol, pete, lamtoro dan sejenisnya. Jika dibandingkan, kabau memiliki aroma yang lebih menyengat dari lainnya.

Masyarakat adat Talang Mamak mengenal tiga jenis kabau di wilayah adatnya yaitu Kabau Tunjuk, Kabau Gelang, dan Kabau Dusun. Kabau Tunjuk berbentuk lurus seperti telunjuk jari. Kabau Gelang buahnya sedikit lebih besar dari kabau tunjuk, bentuknya melingkar. Sedangkan Kabau Dusun bijinya lebih kecil dari jenis kabau lainnya dan biasanya tumbuh disekitar perdusunan/perkampungan.

Bagi masyarakat adat Talang Mamak, Kabau biasanya dikonsumsi sebagai ulam (lalapan). Bisa juga digoreng dulu, jika tidak suka yang mentah. Selain itu, kabau juga sering digunakan untuk campuran sambal. Sambal kabau sangat khas di sumatera, khususnya di Talang Mamak.

Dahulu kabau banyak dijumpai dan tumbuh secara alami di hutan/rimba. Sayangnya, saat ini kabau mulai langka/jarang ditemukan karena hutan di Talang Mamak sudah banyak berkurang dengan adanya perkebunan kelapa sawit skala luas milik perusahaan (PT). Padahal jika dimanfaatkan kabau bisa menjadi potensi ekonomi bagi masyarakat adat Talang Mamak serta dapat melestarikan hutan di wilayah adat.

Memanen Kabau di Kebun Pak Upuran, Komunitas Adat Talang Durian Cacar. Talang Mamak

Saat ini, kabau sudah mulai ditanam oleh masyarakat adat Talang Mamak. Salah satunya Pak Upuran, warga Talang Durian Cacar, yang menanam kabau dan juga jengkol di kebunnya.

Selain untuk konsumsi sendiri, Pak Upuran juga menjual hasil panen kabau nya. Dia mengatakan harga jual kabau pernah mencapai Rp. 20.000/kg. Baru-baru ini Pak Upuran memanen kabau dikebunnya, tidak untuk dijual tapi dibagikan kepada warga sekitarnya.

Pak Upuran mempunyai harapan kabau dapat dilestarikan di Talang Mamak. “Kabau ini salah satu potensi alami yang harus dikembangkan, karena saat ini sudah mulai langka”, ujarnya.

Penulis: Suher, Pemuda Adat Talang Jerinjing

Masyarakat adat talang jerinjing bercocok tanam

Talang jerinjing – Jum’at, 22 Februari 2019. Masyarakat adat talang jerinjing tidak bisa tinggal dengan kebiasaannya dari bercocok tanam.

Dari kebiasaan berladang menanam padi, sayuran, serta menanam obat-obatan. Tetapi saat ini susah untuk berladang karena tidak bolehnya membakar lahan.

Tetapi masyarakat adat talang jerinjing tidak hanya di situ saja untuk bercocok tanam di sekitaran Rumah sering dilakukan seperti menanam Cabe. Tanaman ini untuk kebutuhan sehari-hari juga menambah penghasilan ekonomi masyarakat adat talang mamak.

Penulis : Suher dari talang jerinjing