PEMBUATAN PANCANG BATU PERKUBURAN UMUM

pembuatan pancang batu perkuburan umum

Pada rabu 28 februari 2024,masyarakat adat talang mamak desa talang jerinjing bergotong royong melakukan pemancangan batu pada pekuburan umum,di mana pemancangan ini di lakukan di dua titik tepat nya di dusun 4 sungai bungin,desa talang jerinjing kecamatan rengat barat, kabupaten indragiri hulu,provinsi riau.setelah makan siang warga juga berdiskusi untuk tindak lanjut berikut nya,rancim mantan kadus dusun 4 mengatakan dengan di lakukannya pemancangan untuk kedepanya pekuburan masyarakat akan di ketahui oleh khayalak ramai terkhusus nya pemerintah yang selama di anggap kurang percaya dengan titik pekuburan masyarakat talang mamak yang memang belum memiliki tanda. Agus salah seorang warga juga dengan lantang menyampaikan bahwa pekuburan umum yang terkena dampak pembangunan jalan tol harus di prioritaskan karna ini akan sangat bahaya apa bila tidak di beri tanda,pemerintah selama ini tidak percaya bahwa itu lah pekuburan nenek moyang kita karna tidak ada tanda secara fisik yang bisa di lihat.tutup beliaupembuatan pancang batu perkuburan umum

Masyarakat Hukum Adat Talang Mamak Desa Talang Jerinjing Bergotong Royong

poto kuburan umum
Rabu 24 Januari 2024, Ada sebanyak 32 (tiga puluh dua) orang masyarakat adat suku talang mamak Dusun IV, (empat) lakukan kegiatan kerja sosial/gotong royong dalam Pemasangan Pancang batu / beton untuk sebagai tanda tempat yang penting dan patut dijaga dan dirawat secara aturan adat istiadat (kuburandan atau makam umum orang adat talang mamak), tepat pada hari Rabu 24 januari 2024 di lokasi RT. 01/ RW. 01 Desa Talang Jerinjing Kecamatan Rengat Barat, Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau. Mepakaman Umum tersebut tepatnya di Dusun IV Sungai Pulus, Kerja sosial tersebut di ketuai oleh Sdr PENSER selaku ketua penggerak dan juga bagian dari salah satu pengurus di Organisasi Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Indragiri Hulu, dibagian sebagai Bidang Kebudayaan, menuturkan dalam kegiatan ini hadir juga Sdr TULIS, sebagai Ketua Banjar di Dusun IV, juga ikut hadir Sdr JAMIN, disebut mantan BATIN Adat Desa talang jerinjing dan hadir juga beberapa orang pemuda adat setempat. Lanjut PENSER menjelaskan kegiatan ini bertujuan supaya Kuburan atau Pemakaman Umum yang ada di komunitas adat talang jerinjing ini bisa di ketahui secara fisik karna selama ini menurutnya Pekuburan atau Makam ini yang ada di talang mamak, hampir rata-rata tidak terurus bahkan tidak ada tanda secara fisik di lapangan atau dilokasi Pemakaman tersebut terangnya,” Lanjut nya maka untuk kedepannya besar harapannya agar supaya perkuburan atau Pemakaman Umum di wilayah adat talang Jerinjing ini sama-sama kita kompak dan bersatu untuk memperhatikan dan di kita beri tanda agar supaya bisa dilihat kapan saja dan tidak lupa oleh anak cucu dan anak kemanakan kita. tutup Penser.”
poto kuburan umum

Penanda tanganan peta wilayah adat talang lakat dan wilayah adat belimbing

percobaan
Dalam acara rapat musyawarah peninjauan rencana Gawai Gadang Talang Mamak yang di selenggarakan 5 (lima) tahun sekali di talang mamak Inhu, di sertai dengan penanda tanganan dua Peta wilayah adat Talang Lakat Dan Belimbing Kamis 7 Desember 2023 di rumah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Inhu di Desa Titian Resak Kecamatan Seberida, Kabupaten Indragiri Hulu -Riau. Dalam acara ini Ketua PD AMAN Inhu mengundang Para batin-batin adat di Kecamatan Rakit Kulim dan Batang Gansal dan Damanda AMAN Inhu serta Ketua Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) Inhu. beserta jajaran kepengurusannya. Ketua Barisan Pemuda Adat Nusantara BPAN Inhu, Ronaldo sebagai pembuka acara tersebut menyampaikan beberapa rangkaian acara yang akan di selenggarakan pada rapat tersebut salah satunya musyawarah Gawai Gadang dan penanda tanganan Peta wilayah adat dua komunitas di Kecamatan Batang Gansal. Lalu Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara AMAN Inhu Gilung, memaparkan tentang hasil kemajuan AMAN Inhu, selama 1 tahun yang lalu dan mempertegas tentang tindak lanjut atas persiapan Patih (Payung tiga kaki) dan para batin adat talang mamak tentang bagaimana Persiapan untuk acara Gawai Gadang yang akan bisa di selenggarakan di tahun 2024 mendatang yang akan diselengarakan dan di komunitas mana yang akan tempat yang siap untuk menyelenggarakan Gawai Gadang. Dalam acara tersebut belum bisa mendapat keputusan dimana dan tanggal bulannya belum karena yang bersangkutan atau yang pemegang keputusan tidak hadir maka belum ada yang bisa memutuskan terkait gawai gadang di talang mamak yang di laksanakan 5 tahun sekali. Demikian acara di langsungkan dengan penanda tanganan 2 Peta wilayah adat di Kecamatan Batang Gansal yaitu wilayah adat Talang Lakat dan Belimbing sebelum acara tersebut di laksanakan Rumah AMAN Inhu kedatangan Caleg DPRD Provinsi Riau dapil Inhu-Kuansing dari Partai PKB Ibuk ElDJA SEPTARIMA, ST beliau datang dengan rangka silaturahmi denga para Batin-batin Adat Talang Mamak yang secara kebetulan sudah berkumpul di rumah Aman Inhu di Desa Titian Resak Kecamatan Seberida. Kedua Damanda AMAN Inhu Tarmili, menyampaikan beberapa harapan kepada semua peserta yang hadir dalam rapat tersebut mau itu Pengurus Organisasi AMAN Inhu juga Para batin-batin adat talang mamak yang berad di 5 Kecamatan di Inhu, untuk bisa bersatu, kompak dalam memperjuangkan Pengakuan Keberadaan dan Perlindungan Hak-hak masyarakat adat talang mamak di Inhu karena di beberapa daerah di Provinsi Riau sudah mendapatkan Perda atau SK Pengakuan Keberadaan dan Perlindungan Hak-hak masyarakat adat nya oleh Bupatinya masingmasing. Tutup Talrmili,”

AMAN INHU selenggarakan Pelatihan Kader Pemula

 

Belilas 8/3/2020, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara(AMAN) Daerah Indragiri Hulu menyelenggarakan pelatihan kader pemula. Peserta pelatihan Kader Pemula melibatkan anak anak muda yang berasal dari Komunitas Anggota AMAN.

Pelatihan ini di laksanakan pada tanggal 5-6 Maret 2020 dikantor AMAN  Inhu di kelurahan Pangkalan Kasai kecamatan Seberida, peserta yang hadir sebanyak 18 orang Pemuda Pemudi Adat dari komunitas Anak Talang 2 Orang, Tanaku Kacik 4 Orang, Alim 2 Orang, Aurcina 1 Orang, Pejangki 1 Orang, Talang Jerinjing 3 Orang, Gedabu 1 Orang dan Talang Sungai Jirak 4 Orang.

Menurut Jhon Toni Torihoran Perwakilan Dari Pengurus Besar AMAN mengatakan pelatihan Pengkaderan ini sudah mandat dari Anggaran Dasar AMAN. AMAN mempunyai 4 Jenis kader diantaranya Kader Pemula, Kader Penggerak, Kader Pemimpin dan Kader Utama. Nanti mereka Akan kita beri Tugas kekampung selama waktu yang akan di tentukan di Rencana Tindak Lanjut nanti. Setelah itu kita lakukan Pemantauan jika mereka sungguh sungguh bekerja Untuk komunitas dan masyarakat adat di Bulan Juli merka akan kita kukuhkan dan diberi kartu Kader.

Dalam pelatihan tersebut hari pertama mendatangkan Narasumber dari Tetua Adat yaitu Irasan Batin Adat Talang Parit dengan Tema diskusi “Aku dan Kampung Ku”. Dalam diakuai tersebut batin Irasan mencuraikan Sejarah Talang Mamak

Dihari kedua diskusi mendatangkan Iskandar Batin Pejangki sekali gus Pendiri AMAN pada tahun 1999. Diskusi yang diambil dari narasumber dengan tema “Kesetiaan Sosial” Iskandar bercerita terkait pengalaman sedih saat mempertahankan wilayah Adat dari rampasan Ilegaloging di wilayahnya, saya sering mendapat Ancaman dari piah yang ingin mengambil kayu di wilayah Adat, belum lagi perusahan sawit yang ingin masuk.

Waktu saya ikut ke Jakarta pada tahun 1999, Kami menggunakan bis dan sesampainya dijakarta kami kan tidak diundang panitia jadi kami tidak punya tempat menginap. Waktu itu kami jadikan 1 kamar itu 4 orang ujar Iskandar. Disitu lah kami bertemu saudara2 masyarakat Adat dari penjuru Nusantara yang wilayah adat dan hak hak kami sedang dirampas tutup Iskandar.

Di diskusi siang hari kedua juga menghadirkan dua Narasumber yaitu Suoriadi dan Gilung, penyampaian Supriadi dalam Tema Cerita Kampung dia menceritakan kecintaannya Ada kampung. Dia punyak kegiatan bersama Pemuda sembilan disaat Hari libur sekolah dengan melakukan Patroli Hutan Adat mereka. Tujuan ini dilakukan agar mengontrol agar para penjahat lingkungan tidak merusak hutan mereka.

Ada suatu Peristiwa dalam patroli itu kata pemuda yang akrab dengan panggilan Bende itu, disuatu hari saat kami patroli kami menemukan oknum masyarakat yang sedang melakukan Ilegaloging. Kami langsung menyandera alat sinso dan mengamankan kayu yang di olah itu dan di bawa ke rumah penghulu Adat Kami.

Selain itu pada tahun 2015 mereka juga mengamankan Alat Berat Prusaan yang mengusur Hutan Adat mereka. Ya kami pernah mengamankan Dua unit Buldoser bersama 14 masyarakat Adat Anak Talang kata supriadi. Selain bergerak di komunitas sendiri supriadi juga mulai bergerak ke komunitas lain di Talang Mamak bersama 4 Orang teman.

Dalam pertemuan bersama tetua kami menerapkan konsep huta, jadi anak2 muda kami ajak ke tempat2 bersejarah seperti ke Hutan keramat, makam keramat dan tempat keramat lainnya. Kita datangkan tetua untuk bersejarah lalu kita kasih ruang Anak anak muda untuk bertanya tutup supriadi.

Setelah itu Gilung selaku ketua AMAN Indragiri Hulu bercerita tentang Organisasi, Saya tergabung dengan AMAN itu 10 tahun yang lalu. Disana saya bertemu teman teman di komunitas Talang Mamak, Gilung menyampaikan Organisasi AMAN itu memiliki 115 Pengurus Daerah kabupaten/Kota, 21 pengurus wilayah Provinsi dan Pengurus Besar(PB). Jadi saya Akan bercerita tentang Pengurus Daerah. Dalam struktur kami Ada Badan Pengurus Harian(BPH) yaitu Ketua lalu di bantu oleh Biro OKK, Bendahara, Infokom, Ekosob, Advokasi, UKP3, dan staf. Jadi ini ada bidang masing masing ujar gilung.

Dalam Rencana Tindak Lanjut peserta Kader Pemula Akan di beri tugas mengali data BRWA di komunitas Masing masing. Dua minggu setelahnya data akan dikumpul lalu dilakukan pemantauan jika mereka berhasil jadi kader pemula akan di beri kartu kader Oleh pengurus Besar

AMAN Inhu Beri pelatihan Penguatan Kader Masyarakat Adat Talang Mamak

Belilas – Jumat, 28 Februari 2020. Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Daerah Indragiri Hulu Mengadakan Pelatihan Penguatan Kader Masyarakat Adat Talang Mamak yang di laksanakan pada tanggal 26-27 Februari 2020 di hotel miki mutiara, belilas.


Dalam acara tersebut hadir para batin adat talang mamak, pemuda adat talang mamak. Acara tersebut dibuka langsung oleh ketua Dewan AMAN Inhu, Iskandar mengatakan ucapan terima kasih kepada para batin adat talang mamak serta para narasumber yang hadir dalam acara ini untuk memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi masyarakat adat talang mamak.


Dalam kegiatan tersebut gilung selaku badan penggurus harian AMAN Inhu menyampaikan terkait dengan awalnya AMAN Inhu di Talang Mamak sejak tahun 2010 sampai dengan saat ini, yang telah dilaksanakan oleh AMAN Inhu sesuai dengan amanah para batin adat talang mamak sejak tahun 2013 telah melakukan pemetaan partisipatif bersama masyarakat adat talang mamak, serta pengumpulan data-data masyarakat adat seperti penulisan sejarah, hukum adat, mengadvokasi Pengakuan dan banyak hal lagi yang lainnya terkait Pengakuan dan Pemenuhan Hak Masyarakat Adat Talang Mamak.


Di hari pertama materi yang di sampai kan oleh syafrizaldi all jpan dari malaka institute terkait dengan keorganisasian yang mana kita bisa membuka pikiran bersama-sama untuk melihat sejauh ini apa yang telah kita pahami tentang organisasi  , apa yang bisa kita pahami tentang masyarakat adat Talang Mamak itu?
Belajar tentang cara menggunakan otak kiri dan kanan, yang selama ini kita sering menggunakan otak kiri saja sementara otak kanan tidak sering digunakan.


Pemahaman tentang organisasi harus mempunyai sikap dasar, keahlian komunikasi, mempunyai keterampilan yang berpusat pada kebutuhan orang lain atau komunitas, bisa mengembangkan daya cipta bagi masyarakat adat.
“ilmu apabila di gali akan semakin dalam, dipanjat akan semakin tinggi”.

Di hari kedua pelatihan narasumber dari Nagari Institute bapak Zulkifli SH Menyampaikan terkait dengan penguatan hak masyarakat adat atas tanah dan sumber daya alam.
Dalam kegiatan itu para peserta pelatihan dibagi menjadi dua kelompok yang mana para batin adat bersama tetua adat dikelompokkan menjadi satu sementara para pemuda adat juga di jadikan satu kelompok.

Disetiap kelompok memilih dua pertanyaan yang mana akan di diskusikan di kelompoknya masing-masing. Kelompok batin adat memilih yakni tentang siapa masyarakat adat itu? Dan apakah hukum adat itu!
Sementara para pemuda di berikan pertanyaan tentang apakah hak azasi manusia itu? Serta apakah FPIC itu?
Kedua kelompok berdiskusi untuk menjawab pertanyaan yang akan disampaikan kepada kelompok lain.


Batin Irasan sebagai peserta menyampaikan diskusinya bersama para batin tentang siapa itu masyarakat adat? Yang mempunyai wilayah adat, mempunyai struktur kelembagaan adat, hukum adat, budaya mempunyai sejarah asal usul.


Para Pemuda Adat Talang Mamak menyampaikan pengertian tentang apakah FPIC itu? membuka peluang untuk mengambil keputusan, free bebas untuk memilih ya atau tidak. Semua keputusan kita harus di sepakati bersama-sama terlebih dahulu. Banyak lagi yang dijelaskan terkait dengan FPIC tersebut.
Sedangkan terkait hak azasi manusia adalah bersifat universal tidak memandang status usia dan tentang kepribadian. Hak manusia berbeda-beda hak Azasi nya, karena hak itu semua sama dari lahir telah memiliki hak.


Dalam Diskusi tersebut juga saling bertanya jawab terkait dari hasil yang disampaikan oleh masing-masing kelompok.
Selanjutnya materi disampaikan oleh alqaf afandi dari AsM law office tentang pemanfaatan sumber daya alam Di wilayah adat. Proses dan ketentuan adatnya harus mulai dari sekarang harus disusun tata cara untuk mempertanahkan tanah Talang mamak. landasannya kita harus tahu tata cara penyelesaian nya, kewajiban-kewajiban pemegang hak harus juga tahu larangan dan pantangan kita harus juga tahu.
Banyak ha

Penulis:Arwan infokom PD AMAN Inhu

AMAN Inhu: Veripikasi Data Profil 21 komunitas Adat Suku Talang Mamak

Inhu,15/02/ 2020. Barisan Pemuda Adat Nusantara Indragiri Hulu (BPAN Inhu) dan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Indragiri Hulu (AMAN Inhu) yang tergabung dalam Tim pengalian Data Sosial dan non spesial melakukan veripikasi data profil komunitas sebanyak 21komunitas 18 diantaranya sudah melakukan pemetanan Skala luas Wilayah Adat.

21 komunitas yang di gali sejarahnya diantaranya komunitas Anak Talang, Cenaku Kecil, Alim, Sipang, Muncak, Aurcina, Pejangki, Beligan, Muko muko, Talang Jerinjing, Sungai Limau, Parit, Kadabu, Perigi, Ampang Delapan, Durian Cacar, Tujuh tangga, Pring Jaya, Selantai, Dua Puluh Patar dan Sungai Jirak. Menurut Gilung ketua AMAN Inhu kita sebanyak 19 Orang melakukan Penggalian data Untuk pelengkapi data yang sudah ada, 18 diantaranya sudah punya data dan tinggal melengkapinya, tiga komunitas kita mulai dari Awal penggalian datanya karna belum ada penggalian data profil komunitas sebelumnya kata Gilung.

19 Orang tersebut di bagi menjadi 5 kelompok dan menggali data 21 komunitas yang melibatkan Anak Anak muda, menurut Suher(Ketua BPAN Inhu) Anak muda Harus berperan penting dalam Tim ini sebab Transpormasi Ilmu dari tetua ada pada saat penggalian Data ini banyak sejarah yang belum kita ketahui dan itu di ceritakan oleh Tetua, jadi ini kesempatan kita ujar suher, “sambil menyelam minum Air”

Penggalian sejarah ditalang sungai limau Contohnya kita berbual bual dirumah nya pak jangkung tokoh Adat di sungai limau bersama batin adat sungai limau Simadi beserta perangkat pemnagku adat manti ketuha berempat dan Ninik mamak.

Kami memberikan pertanyaan dan jawaban Batin dan tetua yang isinya tentang sejarah kampung. Ini akan rugi besar bila anak2 muda di kampung tidak terlibat dalam proses ini tutup suher.

Kegiatan ini berjalan selama Tujuh hari. Yang menyebar di 4 kecamatan yaitu Rengat barat, Seberida, Rakit Kulim dan Batang cenaku. Tujuan dari Veripikasi Agar data komunitas sempurna dan sebagai Sarat untuk Pengakuan

Penulis:Suher dan Supriadi

Dubalang Anak talang Selesaikan Masalah Lahan di Anak Talang

Anak Talang – Sabtu, 14 September 2019. Masalah sengketa lahan yang terjadi di Komunitas Adat Dubalang Anak Talang tepatnya yang berlokasi di Sungai Rambutan Antara M. Yuni dan Ajis Manto Menemui titik temu.

Tepatnya Kemarin pada Hari Senin 09 September 2019 telah diadakan Musyawarah mufakat Yang dilakukan oleh Lembaga Adat Anak Talang Bertempat di Balai Adat Anak Talang Untuk Menyelesaikan Masalah tersebut.

Yang Hadir Dalam Pertemuan tersebut dari Lembaga Adat Anak Talang yakni Datuk Rajo Penghulu Muslimin Berserta Perangkat Adat lainnya, Dari Perwakilan Desa Yakni BPD Desa Anak Talang, Dari Pihak Kepolisian Resort Batang Cenaku, Lembaga Bantuan Hukum dari Pekanbaru, Batin Pejangki, Batin Pembubung, serta Masyarakat Adat Anak Talang lainnya.

Datuk Muslimin Mengatakan Bahwa Permasalahan tersebut di Bawa Penyelesaiannya Secara Adat Apalagi Lahan tersebut Berada dalam Wilayah Adat Anak Talang. Secara Peraturan Adat Yang Ada di Anak Talang ” Mengambik dak Memintak, menyancang dak betanya. Pagi dak bapadah balek dak be berita” Itu salah Menurut Adat. Selama ini Kedua Belah Pihak Tidak Ada Pamit Kepada Orang Adat Terkait Pengelolaan Lahan tersebut. Setelah terjadi Permasalahan Baru Mengadu Ke orang Adat.

Dari Hasil Musyawarah mufakat Tersebut Orang Adat Memutuskan Bahwa Lahan yang bermasalah tersebut Kembali Ke ulayat Adat Anak Talang, Ajis manto dan M. Yuni di Kenakan Sanksi Adat yang Berlaku di Anak Talang yakini Dengan Hukum Adat Dua Ekor Kambing, Dua puluh Gantang Beras, Asam Garam Secukupnya Untuk Nanti di Acaranya.

Acara Hukum Adat tersebut Akan dilaksanakan Pada tanggal 23 September 2019 yang bertempat di Balai Adat tersebut.

Datuk Muslimin Berharap Nanti Ke Depannya Apabila Urusan yang berkaitan dengan Masalah Adat Mari kita selesaikan Secara Adat, jangan Langsung kepada Kepolisian.

Acara selesai Pada siang Harinya Berjalan Dengan Aman Dan Baik keduanya Menerima Keputusan yang dilakukan oleh Orang Adat yang ada di Anak Talang.

AMAN INHU Dan BPAN INHU Bagikan Masker Gratis kepada Masyarakat

Belilas – Jum’at, 13 September 2019. Bencana Asap Yang Terjadi di Provinsi Riau juga berdampak Buruk di Setiap Daerah Kabupaten yang ada di Riau. Tepatnya di Kabupaten Indragiri Hulu juga Mengalami Kabut Asap yang sangat Tebal berdampak buruk terhadap Kesehatan Masyarakat Yang Ada di Kabupaten Indragiri Hulu.

Sore tadi sekira pukul 15:30 Wib Para Pemuda Adat Talang Mamak yang Tergabung dalam Barisan Pemuda Adat Nusantara ( BPAN) Daerah Indragiri Hulu (INHU) bersama dengan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Daerah Indragiri Hulu membagi-bagikan Masker Gratis kepada Masyarakat Yang berkendaraan melintas di Jalan Lintas timur tepatnya tidak jauh dari Rumah AMAN INHU yang bertempat di Belilas.

Ketua BPAN INHU Supriadi Mengatakan Bahwa Para Pemuda Adat Talang Mamak Sangat bersemangat membagikan Masker tersebut kepada Masyarakat Yang Melintasi jalan tersebut baik yang berkendaraan mobil dan juga Motor, Karena Kabut Asap yang Sangat Tebal sangat Menggangu Kesehatan Masyarakat.

Juga di tambahkan Supriadi, apa bila kita keluar Rumah Cuacanya Sangat Panas di Tambah lagi Musim Kemarau yang terjadi beberapa Bulan ini.

Salah seorang Pemuda adat talang mamak Gandi Mengatakan Apabila kita berkendaraan Motor Mata kita terasa pedih dan agak susah berkendara karena kabut Asap yang di Mana-mana sehingga kita harus berhati-hati.

Harapan Para Pemuda Adat Talang Mamak kepada Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu segera membuat Posko Kesehatan di tiap Daerah karena dampak Asap ini sangat berpengaruh bagi kesehatan apa lagi di jalan-jalan yang berkendaraan.

Para Pemuda Adat Juga berterima kasih banyak kepada Tengku Billa yang Membantu Masker yang di bagikan kepada masyarakat.

Masyarakat Adat Talang Jerinjing Mendesak Perusahaan PT SSR

TALANG JERINJING – Selasa, 27 Agustus 2019. Masyarakat Adat Talang Mamak yang berada di Komunitas Adat talang Jerinjing Melakukan Pertemuan Bersama di Kantor Perusahaan PT. SSR (Swakarsa Sawit Raya).

Dalam Pertemuan Ini Menindaklanjuti Masalah Debu Yang Di Rasakan di Jalan Sungai Bungin Dusun Empat di Desa Talang Jerinjing Kecamatan Rengat Barat, Kabupaten Indragiri Hulu. Hadir Dalam Pertemuan Tersebut Manager PT. SSR Stenly Manalu, Humas PT SSR Hendri, Kepala Bagian Tata Usaha David dari pihak Masyarakat Adat Talang Jerinjing Batin Adat Denan, Ketua Berempat Usman, dari pihak Desa RT, RW serta Masyarakat Talang Jerinjing yang ikut dalam pertemuan tersebut.

Masyarakat adat talang jerinjing Mendesak kepada pihak perusahaan untuk melakukan Penyiraman Air di jalan guna untuk Mengurangi Debu yang di lewati oleh mobil-mobil Perusahan yang melintas di Pemukiman Masyarakat Karena Berdampak buruk terhadap kesehatan masyarakat apa lagi di musim kemarau seperti ini. Memintak rambu-rambu di jalan yang lintasi, Serta Kesehatan untuk masyarakat yang terkena dampak oleh debu.

Pihak perusahaan menangapi dengan baik namun akan diusahakan secepatnya terkait dengan Penyiraman Air di jalan secara maksimal yang di sampaikan oleh bapak Samsiar selaku ketua SPTI.

Selain itu juga perwakilan dari Pemuda Dusun Empat Sungai Bungin Menyampaikan bahwa apabila tidak dilakukan Penyiraman yang Efektif Maka Masyarakat Akan Melakukan Penutupan Jalan karena Perusahaan yang Melintasi jalan Pemukiman Masyarakat Membuat aktivitas terganggu apalagi anak-Anak Sekolah Pulang Pergi Terganggu oleh debu di sepanjang jalan tersebut.

Penulis : Suher pemuda adat dari talang jerinjing

Tegakkan warisan leluhur, Masyarakat Talang Mamak lanjutkan Berladang

Anak Talang – Sabtu, 24 Agustus 2019. Masyarakat adat talang mamak yang berada di Komunitas adat dubalang anak talang tepatnya di Desa Anak Talang kecamatan batang cenaku Kabupaten Indragiri Hulu, Riau. Memulai Berladang sebagai tradisi turun temurun dari nenek moyang secara kearifan lokal di talang mamak.

Kemarin Pada Hari Jum’at, 23 Agustus 2019 diadakan Menugal besalang (Menanam Padi) Secara bersama-sama Masyarakat Adat Anak Talang. Datuk Rajo Penghulu Muslimin mengatakan bahwa besalang (menugal) berdasarkan hitungan bulan Masyarakat adat waktu yang tepat untuk menugal pada pertengahan bulan agustus sampai pertengahan Desember agar bisa hasilnya memuaskan.

“selain itu juga untuk menghindari hama dan penyakit padi mati pucuk (Pucuk Menguning) besalang dilakukan bergotong royong biasanya dihadiri puluhan dan ratusan orang” ungkap datuk muslimin.

Tetapi dengan banyaknya bencana kabut asap yang melanda di berbagai daerah membuat masyarakat adat di tuduh sebagai penyebabnya. Pada hal tradisi berladang dengan cara membakar sudah dilakukan sejak dari dahulu dari nenek moyang.

“pemerintah harus mencarikan solusinya bagi kami masyarakat adat talang mamak” tambah Datuk Rajo Penghulu

Sebagai Masyarakat Adat talang Mamak tidak bisa di pisahkan dari kearifan lokal berladang, karena manfaat berladang ini bukan hanya memanen hasil ladang tetapi padi tersebut juga salah satu alat untuk ritual adat seperti belian, bedukun, dan lain sebagainya.

Bahkan masyarakat adat talang mamak yang beragama leluhur di bawa ke kerajaan yang dilakukan dalam setahun dua kali ” be ilir be mudik”.

Jika berladang dengan cara membakar tidak boleh maka maka pemerintah harus mencari solusi untuk masyarakat adat dan menindak korporasi membakar hutan.

Penulis : Supriadi Ketua BPAN INHU