Anak Talang – Sabtu, 24 Agustus 2019. Masyarakat adat talang mamak yang berada di Komunitas adat dubalang anak talang tepatnya di Desa Anak Talang kecamatan batang cenaku Kabupaten Indragiri Hulu, Riau. Memulai Berladang sebagai tradisi turun temurun dari nenek moyang secara kearifan lokal di talang mamak.
Kemarin Pada Hari Jum’at, 23 Agustus 2019 diadakan Menugal besalang (Menanam Padi) Secara bersama-sama Masyarakat Adat Anak Talang. Datuk Rajo Penghulu Muslimin mengatakan bahwa besalang (menugal) berdasarkan hitungan bulan Masyarakat adat waktu yang tepat untuk menugal pada pertengahan bulan agustus sampai pertengahan Desember agar bisa hasilnya memuaskan.
“selain itu juga untuk menghindari hama dan penyakit padi mati pucuk (Pucuk Menguning) besalang dilakukan bergotong royong biasanya dihadiri puluhan dan ratusan orang” ungkap datuk muslimin.
Tetapi dengan banyaknya bencana kabut asap yang melanda di berbagai daerah membuat masyarakat adat di tuduh sebagai penyebabnya. Pada hal tradisi berladang dengan cara membakar sudah dilakukan sejak dari dahulu dari nenek moyang.
“pemerintah harus mencarikan solusinya bagi kami masyarakat adat talang mamak” tambah Datuk Rajo Penghulu
Sebagai Masyarakat Adat talang Mamak tidak bisa di pisahkan dari kearifan lokal berladang, karena manfaat berladang ini bukan hanya memanen hasil ladang tetapi padi tersebut juga salah satu alat untuk ritual adat seperti belian, bedukun, dan lain sebagainya.
Bahkan masyarakat adat talang mamak yang beragama leluhur di bawa ke kerajaan yang dilakukan dalam setahun dua kali ” be ilir be mudik”.
Jika berladang dengan cara membakar tidak boleh maka maka pemerintah harus mencari solusi untuk masyarakat adat dan menindak korporasi membakar hutan.
Penulis : Supriadi Ketua BPAN INHU